*NARASI SEPIHAK: MENJAGA RASIONALITAS DAN KOLABORASI DALAM ISU PT SAS*
Oleh: Jefri Bintara Pardede
Ketua Perkumpulan Sahabat Alam Jambi
Diskursus
publik terkait pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)
dan stockpile batubara PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) di Aur Kenali dan
Penyengat Rendah, Kota Jambi, akhir-akhir ini mencuat ke permukaan
dengan aroma konflik dan pernyataan yang mengundang keresahan. Terlebih,
ketika opini-opini tersebut datang dari individu yang mengklaim dirinya
sebagai akademisi, pengamat, atau aktivis lingkungan—namun menyampaikan
pandangan yang sempit, emosional, dan seringkali tanpa dasar data yang
valid serta terkesan tendensius ingin menggerus kepercayaan rakyat
terhadap kepemimpinan daerah seolah tidak tanggap dengan isu
lingkungan.
Salah satu
opini yang tengah viral, misalnya, secara terbuka menyebut proyek PT SAS
sebagai “ancaman eksistensial”, meramalkan kerusakan ekologis dan
sosial secara luas, serta seolah menghakimi bahwa pemerintah,
perusahaan, dan masyarakat yang mendukung pembangunan ini tidak memiliki
kepedulian terhadap lingkungan. Ini adalah narasi sepihak yang
menyesatkan dan berpotensi merusak nalar publik secara kolektif.
*Menolak Upaya Perampasan Diskursus Publik*
Kita
harus menyadari bahwa dalam demokrasi, perbedaan pandangan adalah
keniscayaan. Namun, ketika seseorang mengatasnamakan otoritas akademik
tetapi mengabaikan prinsip verifikasi, proporsionalitas, dan
multidisiplin dalam menyampaikan pendapat, maka kita berhak
mempertanyakan: apakah ini opini ilmiah atau sekadar agitasi politik
dalam kemasan akademik?
Opini
semacam itu tidak hanya mereduksi kompleksitas persoalan, tapi juga
terkesan hendak melakukan ‘perampasan ruang diskursus publik secara
sepihak’. Mereka menyodorkan satu narasi tunggal dan mengarahkan publik
pada kesimpulan yang tidak komprehensif, seolah-olah suara masyarakat
hanya valid jika bersifat penolakan, dan seolah-olah hanya satu
kebenaran yang boleh dipercaya.
Padahal,
faktanya, pembangunan TUKS PT SAS justru merupakan hasil dari proses
legal yang panjang, melibatkan berbagai instansi, termasuk pemerintah
pusat dan daerah. PT SAS memiliki izin AMDAL, PKKPR dari Kementerian
ATR/BPN, dan telah memenuhi seluruh syarat administratif serta teknis
yang diatur oleh perundang-undangan.
*Kolaborasi yang Dibangun, Bukan Konflik yang Diciptakan*
Tidak
hanya itu, proses ini juga Komisi XII DPR RI, yang dalam beberapa
kesempatan telah melakukan verifikasi lapangan, dialog terbuka, dan
mengapresiasi langkah-langkah PT SAS dalam menjaga keseimbangan antara
aspek ekonomi dan ekologi.
Kami
dari Perkumpulan Sahabat Alam Jambi telah terlibat langsung dalam
serangkaian dialog partisipatif bersama berbagai pihak—termasuk warga
lokal, perusahaan, pemerintah, dan lembaga legislatif. Proses ini kami
jalankan dalam semangat kolaborasi dan transparansi, bukan agitasi dan
tudingan sepihak. Diskusi-diskusi tersebut bahkan dilakukan secara
informal dan santai, sambil ngopi bersama, demi menjaga suasana dialogis
dan membangun kepercayaan antar-stakeholder.
Itulah
kenapa, kami menolak cara-cara beropini yang mengabaikan fakta,
menyederhanakan realitas, dan menggiring opini publik dengan bias
tunggal. Pembangunan yang baik lahir dari musyawarah, bukan dari narasi
emosional yang menyesatkan.
*Iklim Investasi Tak Boleh Dikacaukan oleh Opini Tidak Seimbang*
Publik
harus tahu bahwa opini yang dibangun secara gegabah dan tidak berdasar
bisa menimbulkan dampak luas terhadap iklim investasi daerah. Saat ini,
Provinsi Jambi tengah berjuang membangun citra sebagai daerah yang
terbuka bagi investasi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Jangan sampai
citra ini dirusak oleh narasi yang prematur dan spekulatif.
Faktanya,
optimisme terhadap keberlanjutan proyek PT SAS tercermin secara konkret
di pasar modal. Per hari ini, saham RMK Energy (RMKE Holding), induk
dari PT SAS, tercatat naik 2,16%. Ini bukan sekadar angka statistik,
tapi indikator kepercayaan pasar terhadap stabilitas proyek dan masa
depan investasi di Jambi. Artinya, pasar menilai bahwa proyek ini
kredibel, legal, dan berpotensi memberikan dampak ekonomi yang
signifikan.
Kita harus
mengakui bahwa tanpa investasi, tidak ada kemajuan. Dan tanpa keberanian
untuk menciptakan sistem pembangunan yang inklusif dan berbasis
kolaborasi, tidak akan ada keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat yang
nyata.
*Waspada pada Bias, Bangun Diskusi Sehat*
Masyarakat
Jambi hari ini lebih cerdas dan kritis. Mereka bisa membedakan mana
diskusi substantif dan mana agitasi berkedok keilmuan. Oleh karena itu,
sebagai bagian dari masyarakat sipil, kami mengajak semua pihak untuk
menjaga ruang publik tetap sehat dan rasional, tidak mudah terprovokasi
oleh opini sepihak yang belum diuji kebenarannya secara menyeluruh.
Kita
tidak bisa membangun masa depan hanya dengan menolak. Kita hanya bisa
maju dengan merangkul semua pihak, berdialog dalam kerangka legal dan
logis, serta menciptakan ruang hidup bersama yang adil bagi manusia dan
lingkungan.
Jika benar
kita peduli pada Jambi, mari bangun provinsi ini dengan kepala dingin,
data yang valid, dan keberanian untuk bekerja sama. Karena suara yang
paling layak didengar bukanlah yang paling lantang, melainkan yang
paling bertanggung jawab.
Tag:
Advertorial